.

Sabtu, 09 Januari 2016

[Ulasan Musik] eVo - EVO


 - Bukti Evolusi (Musik) Yang Pernah Ada -

 


Sekilas Tentang EVO

Evo terbentuk dari sebuah program reality show berjudul Reinkarnasi yang ditayangkan sebuah stasiun televisi swasta beberapa tahun lalu. Acara tersebut dibuat untuk mencari seorang vokalis yang akan mengisi band bernama Evo yang telah digawangi oleh Adnil (ex.Base Jam), Ronald (ex. Dr. PM), Edwin (ex. Dewa 19), Didit (ex.Plastik) dan Angga. Kala itu, terpilihlah Elda Suryani sebagai vokalisnya. eVo sendiri berasal dari kata ‘evolusi’, yang diartikan sebagai ‘evolusi musik rock Indonesia'. Dengan genre musik yang beragam seperti rock, elektronika, pop, rock 'n roll; eVo akhirnya mengeluarkan album perdana mereka dengan judul yang sama dengan nama band mereka, eVo.

Cover Album eVo


Jujur, baru kali ini me-review album lokal dan yang direview juga (sepertinya) kurang terkenal bandnya bagi kebanyakan orang awam. Hal tersebut bisa dimaklumi, karena Evo memang hanya mengeluarkan satu buah album saja dan kemudian tak terdengar lagi gaungnya hingga saat ini. Sangat disayangkan sekali!

Baiklah, akan saya mulai review albumnya. Track pertama yang akan saya review adalah Prelude yang hanya berisi bunyi instrumental. Nadanya menenangkan di awal hingga akhirnya terdengar bunyi gemercik air dan suara-suara aneh yang sering terdengar seperti dalam film-film bertema luar angkasa (alien). Kemudian berlanjut dengan track Agresif yang juga merupakan singel perdana mereka. Lagu ini juga merupakan theme song dari acara Reinkarnasi. Nuansa rock dalam lagu ini begitu kental dipadu dengan suara unik Elda. Jujur, pertama dengar suara Elda, telinga saya belum terbiasa, terasa aneh mendengar suaranya yang mirip suara seiyu di anime. Cukup lama juga hingga akhirnya telinga saya pun bisa beradaptasi dengan suara Elda. Kini saya mengakui kalau memang suara Elda ini begitu unik dan khas sekali. Sekali dengar aja bakalan udah tau kalo ini suara seorang Elda Suryani.

Lagu agresif benar-benar menggambarkan sikap 'agresif' seseorang dalam hal cinta. Dengarkan lirik terakhirnya 'Come inside of me' yang terdengar sedikit nakal. Lagu ini sangat tepat sekali dinyanyiin ketika kesal atau stress karena cinta yang mungkin tak terbalas (ini sih pendapat murni saya aja) karena nadanya yang ngerock abis benar-benar bisa sebagai sarana melampiaskan kekesalan dengan menyanyikannya sambil teriak-teriak mengikuti gaya Elda. Video klipnya sendiri sebenarnya biasa saja, tapi karena di shot dengan pengambilan gambar yang bergerak ke sana kemari secara cepat terutama mengikuti gaya jingkrak-jingkrak Elda, malah membuat videonya jadi terkesan unik walaupun sepertinya dibuat dengan budget rendah. Tapi yang paling membekas tentu saja gaya Elda sendiri dalam video ini dengan wig putihnya dan gaya menarinya yang mirip Bjork. Kehadiran personil lainnya jadi seolah tertutupi oleh kehadiran Elda yang paling mencuri perhatian dalam video klipnya.



Track berikutnya adalah Terlalu Lelah yang sedikit lebih calm. Lagu inilah yang justru membuat saya jatuh cinta pada band ini. Ketika tahu lagu Agresif, saya belum tertarik dengan Evo sama sekali. Namun, ketika mendengar lagu Terlalu Lelah-lah, saya jadi menyukai band ini. Awalnya saya menyukai lagu ini karena liriknya saja namun setelah didengarkan berulang-ulang, musiknya terdengar asik sekali di telinga saya. Perfect!. Dan lagi-lagi kala itu saya sulit sekali beradaptasi dengan suara Elda.

Saya semakin suka dengan lagu ini karena tak lama setelah itu mengalami kisah yang bisa dibilang mirip dengan lirik lagunya.

Kala kebosanan melanda di dinding hati, saat itu ku lepas dirimu..
Maafkan aku jika selama ini ku bagi cintamu dengan dia, seseorang yang mampu meluluhkanku..

Ya.. cermati liriknya.. terasa egois sebenarnya, namun memang begitulah kebanyakan fakta di lapangan jika seseorang merasakan kebosanan dan kejenuhan yang luar biasa dalam hubungan. Mungkin karena saya sendiri pernah di posisi yang sama seperti yang diungkapkan dalam lagu ini.

Track selanjutnya adalah Dia dan Aku. Lagu ini telat saya taunya. Itu pun tak sengaja ketika sedang memutar di CD bajakan. Saya langsung jatuh cinta dengan lagu ini ketika pertama kali mendengarnya. Tentu saja karena liriknya dan alunan musiknya yang cukup lembut namun masih menyisakan nuansa rock yang kental dipadu dengan suara Elda yang keren.

Aku cukup tahu dia dari sini saja
Aku cukup lihat dia dari sudut sini saja
Dan aku sudah bahagia seperti ini


Ah, liriknya sungguh menyakitkan sekali.. perasaan seseorang yang hanya bisa mencintai secara diam-diam.

Dan dia berlalu tanpa tahu siapa aku..

Liriknya benar-benar menusuk ke relung terdalam. Pasti sebagian orang pernah merasakan seperti yang tertuang dalam lirik tersebut. Jujur, saya beberapa kali menangis mendengarkan lagu ini. Jika didengarkan lagi, sebenarnya lagu ini biasa saja, terutama soundnya tidak ada yang terlalu 'wah', hanya saja karena liriknya yang dalam (untuk saya pribadi) dipadu suara unik Elda, menjadikan lagu Dia dan Aku ini menjadi lagu terfavorit saya dalam album ini.

Track yang berikutnya Evolution yang liriknya dalam bahasa Inggris. Nuansa rock dan elektronika-nya kental banget. Saya sendiri tidak bisa serta merta langsung suka dengan lagu ini awalnya. Namun begitu didengarkan berulang-ulang, malah ketagihan ingin memutarnya lagi dan lagi. Liriknya sendiri seperti menggambarkan tentang Evo itu sendiri. Dengan nadanya yang terasa agak santai di awal hingga di tengah-tengah, namun kemudian menghentak keras di bagian reff yang justru membuat kita ingin menari mengikuti iramanya sembari menggoyangkan badan. Bahkan tak jarang saya suka berpura-pura seolah-olah sedang memainkan gitar seperti dalam jamming season ketika mendengarkan lagu ini. Di menit 3:35 terdengar nada yang mirip sekali dengan theme song Mission Impossible. Soal itu saya tidak tahu entah sengaja atau tidak. Sayang sekali jika hal itu disengaja. Lagu ini yang paling lama durasinya, 5:32.

Beralih ke track selanjutnya Telah Berlalu. Jika didengarkan seksama sebenarnya liriknya cukup sedih, tentang kisah cinta yang telah berlalu namun karena dibuat dalam musik yang sedikit ceria, jadinya malah terasa sedikit aneh buat saya dan kurang bisa nempel di telinga saya. Tipikal lagu yang begitu selesai didengar, akan hilang tak berbekas sedikit pun. Menyusul track berikutnya Amalia. Musiknya ceria dengan cerita tentang seseorang yang bernama Amalia. Tapi lagi-lagi saya kurang bisa menikmati track ini.

Spacebound adalah track selanjutnya. Lagu ini berbahasa Inggris. Musiknya asik, kental dengan irama elektronika dan rock. Tak butuh waktu lama bagi saya untuk menyukai lagu ini. Track berikutnya adalah Takkan Lagi yang lebih lembut iramanya. Liriknya sendiri cocok sekali ditujukan bagi orang-orang yang tak sadar akan cinta tulus dari pasangannya namun justru berpaling memilih yang lain.

Takkan lagi kau dapati cinta yang ini..
Takkan mudah kau mengganti cintaku ini..

Love's complicated but life must go on. Seperti itu kira-kira makna dari lirik lagu Takkan Lagi ini.

Stop
adalah track selanjutnya. Liriknya bercerita tentang kebodohan yang pernah dilakukan namun harus move on dalam hidup. Dan akhirnya track terakhir adalah Kepala Batu. Seperti judulnya, lagu ini bercerita tentang seseorang yang kepala batu alias keras kepala, tidak mau mendengarkan omongan orang lain karena menurutnya inilah jalan hidupnya, bukan urusan orang lain. Kedua track terakhir tersebut dikemas dalam irama rock yang kental. Bukan tipikal lagu yang akan gampang disukai namun juga tidak semudah itu dilupakan.

Overall, album ini cukup bagus walaupun di beberapa track masih ada yang terkesan monoton nadanya. Berharap sekali Evo balik lagi ke kancah musik dalam negeri, namun sepertinya harapan tinggal harapan. Evo hanyalah tinggal kenangan saja, kenangan yang indah yang pernah meramaikan blantika musik Indonesia. Dan album eVo menjadi bukti nyata bahwa dulu pernah ada sebuah band yang patut diperhitungkan di dunia musik Indonesia.








*Copas dari tulisan saya di Event Local Music Review di forum idfl.